Puisi

Leave a comment

Puisi
1. Pengertian

Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari poesis yang artinya berati penciptaan. Dalam bahasa Inggris, padanan kata puisi ini adalah poetry yang erat dengan –poet dan -poem. Mengenai kata poet, Coulter (dalam Tarigan, 1986:4) menjelaskan bahwa kata poet berasal dari Yunani yang berarti membuat atau mencipta. Dalam bahasa Yunani sendiri, kata poet berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-dewa. Dia adalah orang yang berpenglihatan tajam, orang suci, yang sekaligus merupakan filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang tersembunyi. More

Membangun Kemampuan Bersosialisasi pada Anak

Leave a comment

Perkembangan anak meliputi segala perubahan yang terjadi pada anak, baik secara fisik, kognitif, emosi dan psikososial. Kemampuan anak untuk bersosialisasi dengan lingkungannya terkait dengan perkembangan psikososialnya. More

PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN (BAHASA INDONESIA SMP)

5 Comments

PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN

(BAHASA INDONESIA SMP)

Buku teks pelajaran merupakan buku teks yang digunakan siswa di Sekolah sebagai buku penunjang kegiatan pembelajaran. buku teks ini pada prosesnya memiliki peranan yang sangat vital bagi siswa karena siswa “mengandalkan” buku ini sebagai pegangan dan berlatih terhadap sebuah mata pelajaran.
Saat ini banyak sekali penerbit buku yang menerbitkan buku teks pelajaran. Hal ini dapat dipahami karena penerbitan buku teks pelajaran memiliki sebuah kepastian konsumen yaitu para siswa. Penerbit tinggal mencetak dan pandai-pandai memasarkan dan melobi para guru untuk menggunakan buku terbitan mereka dengan jasa para sales buku pelajaran. More

HAKIKAT DAN PRINSIP EVALUASI PEMBELAJARAN BAHASA (Indonesia)

1 Comment

HAKIKAT DAN PRINSIP EVALUASI PEMBELAJARAN BAHASA (Indonesia)

Evaluasi bukanlah merupakan sebuah unsur tunggal dalam pembelajaran. Ada empat unsur utama yang harus ada pada sebuah proses belajar mengajar, yakni tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian. Tujuan berfungsi seabagai arah dari proses belajar mengajar, pada hakikatnya adalah rumusan tingkah laku yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa setelah menerima atau menempuh pengalaman belajarnya. Bahan adalah seperangkat pengetahuan ilmiah yang dijabarkan dari kurikulum untuk disampaikan atau dibahas dalam proses belajar-mengajar agar sampai kepada tujuan yang telah ditetapkan. Metode dan alat adalah cara atau teknik yang digunakan dalam mencapai tujuan. Sedangkan penilaian adalah upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu tercapai. Dengan kata lain, More

PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT

1 Comment

PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT

Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling efektif, oleh karena itu kita harus terampil berbahasa supaya komunikasi berjalan lancar. Suatu komunikasi dikatakan berhasil kalau pesan yang disampaikan pembicara atau penulis dapat dipahami penyimak atau pembaca persis sama seperti yang dimaksudkan pembicara atau penulis tersebut.
Keterampilan berbahasa ada empat yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan sehingga menjadi catur tunggal. Berbicara merupakan proses berpikir dan bernalar agar pembicaraan seseorang dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh orang lain atau penyimak. Keterampilan berbicara mempunyai kaitan erat keterampilan mrenyimak. Keduanya merupakan satu kesatuan yang padu. Seseorang dapat berbicara dalam arti menanggapi tuturan dari orang lain tentu melalui menyimak dan sebalikanya seseorang dapat melakukan kegiatan menyimak apabila ada orang yang berbicara. More

Etika dan Kode Etik Guru

6 Comments

Pendahuluan
Istilah profesi adalah suatu hal yang berkaitan dengan bidang tertentu atau jenis pekerjaan (occupation) yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian, sehingga banyak orang yang bekerja tetapi belum tentu dikatakan memiliki profesi yang sesuai.
Dengan keahlian saja yang diperoleh dari pendidikan kejuruan, juga belum cukup untuk menyatakan suatu pekerjaan dapat disebut profesi. Tetapi perlu penguasaan teori sistematis yang mendasari praktik pelaksanaan, dan penguasaan teknik intelektual yang merupakan hubungan antara teori dan penerapan dalam praktik. More

TIDAK MUDAH MENJADI GURU

Leave a comment

AKTIVITAS proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Tugas utama seseorang guru ialah mendidik dengan menggunakan mengajar sebagai pelaksanaan tugasnya, siswa aktif belajar sebagai dampaknya, perubahan pola pikir dan perilaku sesuai dengan yang diharapkan sebagai hasilnya (Sahabuddin, 199S). Tanggung jawab keberhasilan pendidikan berada di pundak guru. Olehnya itu, untuk menjadi seorang guru harus melalui pendidikan dan latihan khusus serta dengan keahlian khusus.

Perubahan peran guru yang tadinya sebagai penyampai penyetahuan dan pengalih pengetahuan dan pengalih keterampilan, serta merupakan satu-satunya sumber belajar, berubah peran menjadi pembimbing, Pembina, pengajar, dan pelatih, yang berarti membelajarkan. Dalam kegiatan pembelajaran, guru akan bertindak sebagai fasilisator yang bersikap akrab dengan penuh tanggung jawab, serta memperlakukan peserta didik sebagai mitra dalam menggali dan mengolah informasi menuju tujuan belajar mengajar yang telah direncanakan (Tangyong, 1996).

Beratnya tanggung jawab bagi guru menyebabkan pekerjaan guru harus memerlukan keahlian khusus. Untuk itu pekerjaan guru tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang diluar bidang pendidikan, sehingga profesi guru paling mudah terkena pencemaran.

Guru dalam melaksanakan tugas profesinya diperhadapkan pada berbagai pilihan, seperti cara bertindak bagaimana yang paling tepat, bahan belajar apa yang paling sesuai, metode penyajian bagaimanayang paling efektif, alat bantu apa yang paling cocok, langkah-langkah apa yang paling efisien, sumber belajar mana yang paling lengkap, system evaluasi apa yang paling tepat, dan sebagainya (Sahabuddin, 1995).

Guru sebagai pelaksana tugas otonom, harus dapat menentukan pilihannya dengan mempertimbangkan semua aspek yang relevan atau menunjang tercapainya tujuan. Dalam hal ini gugu bertindak sebagai pengambil keputusan.
Guru sebagai pihak yang ber-kepentingan secara operasional dan mental harus dipersiapkan dan ditingkatkan profesionalnya, karena hanya dengan demikian kinerja mereka dapat efektif, Apabila kinerja guru efektif maka tujuan pendidikan akan tercapai. Yang dimaksud dengan profesionalisme disini adalah kemampuan dan keterampilan guru dalam merencanakan, melaksanakan pengajaran dan keterampilan guru merencanakan dan melaksanakan evaluasi hasil belajar siswa.

Mengingat pentingnya profesionalisme guru dalam pencapaian tujuan pendidikan utamanya pada skala tingkat institusional, maka perlu adanya pelatihan dan profesionalisme guru, sehingga dapat diperoleh hasil penelitian yang bisa dijadikan masukan dalam membuat dan melaksanakan kebijakan di bidang pendidikan terutama pada tingkat sekolah dasar sampai menengah baik negeri maupun swasta.

Sejalan dengan itu berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalam upaya meningkatkan profesionalisme guru Upaya tersebut antara lain direalisasikan melalui berbagai macam pelatihan. Hasil penelitian yang mengkaji tentang profesionalisme guru seperti dilakukan oleh Tomajahu (2002), menunjukkan adanya perbedaan kemampuan kompetisi mengajar guru yang sering mengikuti pelatihan dengan yang jarang serta pengalaman kerja guru dalam mempengaruhi kompetensinya.

Motivasi lain yang mendorong perlunya dilakukan pelatihan, pelatihan tersebut sangat berkait erat dengan bidang ilmu yang ditekuni, selanjutnya pelatihan hendaknya difokuskann kepada proses pembelajaran, metodologi pembelajaran, pendayagunaan ICT, pelaksanaan system evaluasi. Tak kalah pentingnya adalah pelatihan yang berkaitan dengan pelaksanaan kurikulum yang berlaku, dan saat ini sedang di-kembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kita menyadari bahwa kurikulum tingkat satuan pendidikan belum seluruhnya diketahui oleh guru. Batas waktu implementasi secara menyeluruh ditetapkan pada tahun 2009. Maka kiranya akan menjadi perhatian pemerintah dan pemerintah daerah, sehingga pada waktu diterapkan semua persoalan tentang kurkulum ini tidak menimbulkan masalah lagi.

Selanjutnya, tentunya pelatihan yang berkenaan dengan silabus dan perangkat lainnya, karena kita menginginkan ke depan guru kita lebih professional, dan guru diharapkan memiliki kemampuan untuk menjalankan fungsi dan perannya sebagai seorang professional. Semoga ***