1. Pengembangan Silabus
2. Pengembangan RPP
3. Pengembangan Indikator
4. Pengembangan Materi Pembelajaran
5. Pengembangan Bahan Ajar

Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007)

Alur RPP

SK dan KD ———- Silabus ——-– RPP

Komponen RPP (minimal)

1. Tujuan Pembelajaran
2. Materi Pembelajaran
3. Metode Pembelajaran
4. Sumber Belajar
5. Penilaian Hasil Belajar

Format RPP

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Mata Pelajaran : ____________________________

Kelas/Semester : ____________________________

Pertemuan Ke- : ____________________________

Alokasi Waktu : ____________________________

Standar Kompetensi :

……………………………………………………………………………………………………..

Kompetensi Dasar :

……………………………………………………………………………………………………..

Indikator :

……………………………………………………………………………………………………..

I. Tujuan Pembelajaran:

……………………………………………………………………………………………………..

II. Materi Ajar :

……………………………………………………………………………………………………..

III. Metode Pembelajaran:

……………………………………………………………………………………………………..

IV. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan pertama,

A. Kegiatan Awal:

……………………………………………………………………………………………..

B. Kegiatan Inti:

……………………………………………………………………………………………..

C. Kegiatan Akhir:

……………………………………………………………………………………………..

Pertemuan kedua, dst.

V. Alat/Bahan/Sumber Belajar:

……………………………………………………………………………………………………..

VI. Penilaian:

……………………………………………………………………………………………………..

Pengembangan Indikator Dalam Konteks RPP

Pengertian Indikator

1. Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
2. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan pendidikan, dan potensi daerah
3. Digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian

Merumuskan Indikator

1. Setiap kompetensi dasar dikembangkan menjadi indikator
2. Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata kerja yang digunakan dalam SK-KD.
3. Indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal KD dan dapat dikembangkan melebihi kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan peserta didik.
4. Indikator yang dikembangan harus menggambarkan hieraki kompetensi.

Pengembangan indikator

1. Indikator menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur dan/atau diobservasi
2. Tingkat kata kerja dalam indikator lebih rendah atau setara dengan kata kerja dalam KD maupun SK
3. Kata kerja operasional (KKO) Indikator dimulai dari tingkatan berpikir mudah ke sukar, sederhana ke kompleks, dekat ke jauh, dan dari konkrit ke abstrak (bukan sebaliknya).
4. Prinsip pengembangan indikator adalah sesuai dengan kepentingan (Urgensi), kesinambungan (Kontinuitas), kesesuaian (Relevansi) dan Keterpakaian
5. Keseluruhan indikator dalam satu KD merupakan tanda-tanda, perilaku, dan lain-lain untuk pencapaian kompetensi yang merupakan kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak secara konsisten.

Kata Kerja Operasional dalam RPP

Standar Kompetensi

Mendefinisikan; Menerapkan; Menyusun; Mengidentifikasikan; Menyelesaikan; Mengonstruksikan; Mengenal.

Kompetensi Dasar

Menunjukkan; Membaca; Menghitung; Melafalkan Menggambarkan; Mengucapkan; Membedakan; Mensintesis; Mengidentifikasikan; Menafsirkan; Mendemonstrasikan; Menceritakan; Menggunakan; Menerapkan; Mengevaluasi; Menyusun; Menyimpulkan; Merumuskan; Menganalisis;

Ranah Kognitif

C1: Mengutip; Menyebutkan; Menjelaskan; Menggambar; Mengidentifikasi; Membilang; Mendaftar; Menunjukkan; Memberi label; Memasangkan; Menamai; Menandai; Membaca; Menyadari; Menghafal; Mereproduksi; Mengulang; Mencatat; Meninjau; Memilih; Menyatakan; Mempelajari; Mentabulasi; Memberi kode; Menelusuri; Menulis; Memberi indeks.

C2: Memperkirakan; Menjelaskan; Mengkategorikan; Mencirikan; Merinci; Mengasosiasikan; Membandingkan; Menghitung; Mengubah; menjalin; Mengonstruksikan; Menguraikan; Membedakan; Menggali; Merangkum; Mencontohkan; menerangkan; Mengemukakan; Menyimpulkan; Meramalkan; Merangkum; Menjabarkan; Memperluas; Mempertahankan

C3: Menugaskan; Mengurutkan; Menentukan; Menerapkan; Menyesuaikan;Mengkalkulasi; Memodifikasi; Menghitung; Membangun; Mengurutkan; Mengklasifikasi; Membiasakan; Mencegah; Menentukan; Menggunakan; Menggambarkan; Menilai; Melatih; Mengemukakan; Mengoperasikan; Menggali; Mengadaptasi; Menyelidiki; Mempersoalkan; Melaksanakan; Mengonsepkan; Meramaikan; Memproduksi; Memproses; Mengaitkan; Mensimulasikan; Memecahkan; Mentabulasi; Menyusun; Memproses.

C4: Menganalisis; Mengaudit; Memecahkan; Menegaskan; Mendiagnosis; Mendeteksi; Menyeleksi; Memerinci; Menominasikan; Mendiagramkan; Mengorelasikan; Menguji; Mencerahkan; Menjelajah; Membagankan; Menyimpulkan; Menemukan; Memaksimalkan; Menelaah; Mengaitkan; Memerintahkan; Mengukur; Memilih; Melatih; Mentransfer; mengedit.

C5: Mengabstraksi; Mangatur; Menganimasi; Mengumpulkan; Menciptakan; Mengategorikan; Mengode; Mengarang; Membangun; Menanggulangi; Mengombinasikan; Menghubungkan; Mengkreasikan; Merencanakan; Menciptakan; Mengoreksi; Merancang; Meningkatkan; Memfasilitasi; Mendikte; Memperjelas; Membentuk; Merumuskan; Menggeneralisasi; Menggabungkan; Memadukan; Membatas; Mereparasi; Merekonstruksi; Menyiapkan; Merangkum; Memproduksi.

C6: Membandingkan; Menyimpulkan; Menilai; Mengarahkan; Mengritik; Memvalidasi; Menimbang; Memutuskan; Memisahkan; Memprediksi; Memperjelas; Menugaskan; Menafsirkan; Mempertahankan; Mengukur; Memerinci; Merangkum; Membuktikan; Mendukung; Memproyeksikan; Memilih; Mengetes.

Pengembangan Materi Pembelajaran

Pengertian Materi Pembelajaran

* Materi pembelajaran (instructional materials) adalah bahan yang diperlukan untuk pembentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai siswa dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan.
* Materi Pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran
* Materi yang dipilih untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar .

Jenis-jenis Materi Pembelajaran

Materi fakta : segala hal yang bewujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama-nama obyek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya

Contoh :

Mata Pelajaran Biologi : Organ-organ penyusun sistem pencernaan pada manusia, Organel-organel yang terdapat pada sel tumbuhan, dsb

Materi konsep : segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakekat, inti /isi dan sebagainya.

Contoh :

Mata Pelajaran Biologi : Hutan hujan tropis di Indonesia sebagai sumber plasma nutfah, Usaha-usaha pelestarian keanekargaman hayati Indonesia secara in-situ dan ex-situ; Perbanyakan tanaman melalui teknik in-vitro, dsb.

Materi prinsip : berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting , meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema, serta hubungan antar konsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat.

Contoh :

Mata Pelajaran Biologi : Hukum Mendel tentang pewarisan sifat individu; Teori Lamarck tentang evolusi, dsb.

Materi Prosedur: meliputi langkah-langkah secara sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem.

Contoh :

Mata Pelajaran Biologi : Langkah-langkah pembuatan medium tumbuh dalam pembiakan mikroorganisme; Teknik okulasi dalam perbanyakan tumbuhan, dsb

Materi Sikap atau nilai: merupakan hasil belajar aspek afektif, misalnya nilai kejujuran, kasih sayang, tolong-menolong, semangat dan minat belajar dan bekerja, dsb.

Contoh :

Mata Pelajaran Biologi : Pencegahan polusi melalui pengendalian polutan; melindungi hewan langkah untuk mempertahankan keanekaragaman hewan, dsb.

Prinsip-prinsip Pengembangan Materi Pembelajaran

Prinsip relevansi : Materi pembelajaran hendaknya relevan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Jika kemampaun yang diharapkan dikuasai siswa berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta, bukan konsep atau prinsip ataupun jenis materi yang lain.

Prinsip konsistensi : Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa ada empat macam, maka materi yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam.

Prinsip kecukupan : artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak.

Pendekatan untuk menentukan urutan materi pembelajaran

Pendekatan prosedural

Urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan langkah-langkah secara urut sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas. Misalnya langkah-langkah menelpon, langkah-langkah mengoperasikan peralatan kamera video, cara menginstalasi program computer dan sebagainya.

Pendekatan hierarkis

Urutan materi pembelajaran secara hierarkis menggambarkan urutan yang bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Materi sebelumnya harus dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya.

Urutan Penyampaian

* Penyampaian simultan : materi secara keseluruhan disajikan secara serentak, kemudian diperdalam satu demi satu
* Penyampaian suksesif : materi satu demi satu disajikan secara mendalam baru kemudian secara berurutan menyajikan materi berikutnya secara mendalam pula.

MODEL RPP

Format PERSIAPAN PEMBELAJARAN

(Model Ropes) oleh Hunts

A. Identitas Rencana Pembelajaran

Mata Pelajaran : …………………………………………………….

Materi Pokok : ………….……………………………………………

Kelas/Smt : ……… ……………………………………………..……

Pertemuan : ………………………………………………………….

Waktu : ….………………………………..……………………………

B. Kemampuan Dasar/Tujuan

Standar Kompetensi :

……………………………………………………………………………………………..……

Kompetensi Dasar :

……………….…………………………………………………………………………………..

Indikator :

…………………………………………………………………………………………….

C. Prosedur dan Materi

1. Review ………………………………………….……………………………………………..

………………………………………………………………………………….…………………

2. Overview ……………………………….…………………………………………..………..

……………………………………………………………………………………………………

3. Presentation:

Telling …………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………..……………

Showing ……………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………………….……

Doing ………………………………………………………………………………………….

……………………………………………………………………………………………..……

atau dengan kata lain, head heart and hand.

4. Exercise ……………………………………………………………………………..……..

…………………………………………………………………………………………………

5. Summary ………………………………………………………………………..…………

…………………………………………………………………………..…………………….

D. Bahan/Media/Alat

……………………………………………………………………………………………

E. Penilaian, (instrument dan prosedur yang digunakan untuk menilai pencapaian belajar siswa misalnya: tes tulis, kinerja, produk, proyek, portofolio serta tindak lanjut hasil penilaian, misalnya remedial, pengayaan atau percepatan).

…………………………………….…………………………………………………………

………………………………………….……………………………………………………

Model ROPES

Hunt tidak mengkategorikan perencanaan pengajaran menjadi rencana semester, mingguan, dan harian. Akan tetapi Hunts menyebutnya rencana prosedur pembelajaran sebagai persiapan mengajar yang disebutnya ROPES (Review, Overview, Presentation, Exercise, Summary) dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1) Review, kegiatan ini dilakukan dalam waktu 1 sampai 5 menit, yakni mencoba mengukur kesiapan siswa untuk mempelajari bahan ajar dengan melihat pengalaman sebelumnya yang sudah dimiliki oleh siswa dan diperlukan sebagai prerequisite untuk memahami bahan yang disampaikan hari itu. Hal ini diperlukan dengan didasarkan atas:

a) Guru bias memulai pelajaran, jika perhatian dan motivasi siswa untuk mempelajari bahan baru sudah mulai tumbuh.

b) Guru hendak memulai pelajaran, jika interaksi antara guru dengan siswa sudah mulai terbentuk

c) Guru dapat memulai pembelajaran jika siswa-siswa sudah memahami hubungan bahan ajar sebelumnya dengan bahan ajar baru yang dipelajari hari tu.

Guru harus yakin dan tahu betul jika siswa sudah siap menerima pelajaran baru. Jika siswa belum menguasai pelajaran sebelumnya, maka guru harus dengan bijak memberi kesempatan kepada siswa untuk memahaminyaterlebih dahulu atau mencerahkan melalui pemberian tugas, penjelasan, bimbingan, tutor sebaya, dan baru bergerak pada materi sebelumnya. Apabila terjadi akumulasi bahan ajar yang tertunda, maka harus dicarikan waktu tambahan, karena lebih baik menunda bahan ajar baru daripada menumpuk ketidakpahaman siswa.

2) Overview, sebagaimana review, overview dilakukan tidak terlalu lama berkisar antara 2 sampai 5 menit. Guru menjelaskan program pembelajaran yang akan dilaksanakan pada hari itu dengan menyampaikan isi (content) secara singkat dan strategi yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pandangannya atas langkah-langkah pembelajaran yang hendak ditempuh oleh guru sehingga berlangsungnya proses pembelajaran bukan hanya milik guru semata, akan tetapi siswa pun ikut merasa senang dan merasa dihargai keberadaannya.

3) Presentation, tahap ini merupakan inti dari proses kegiatan belajar mengajar, karena di sini guru sudah tidak lagi memberikan penjelasan-penjelasan singkat, akan tetapi sudah masuk pada proses telling, showing, dan doing. Proses tersebut sangat diperlukan untuk meningkatkan daya serap dan daya ingat siswa tentang pelajaran yang mereka dapatkan. Hal ini sejalan dengan konsep yang dikemukakan oleh Mohammad Syafe’I yaitu bahan-bahan yang dapat mengembangkan pikiran, perasaan dan keterampilan atau yang lebih dikenal dengan istilah 3 H, yaitu: Head, Heart, dan Hand. Apalagi jika kompetensinya memasuki wilayah afektif dan psikomotor, strategi pembelajaran yang menekankan pada doing atau hand menjadi sangat penting, karena penerimaan, tanggapan dan penanaman nilai akan otomatis berjalan dalam proses belajar mengajar. Semakin bervariasi strategi pembelajaran yang digunakan, semakin baik proses dan hasil yang dicapai, karena tidak menjadikan siswa jenuh, melainkan mengantarkan mereka menikmati proses pembelajaran dengan suasana asyik dan menyenangkan.

4) Exercise, yakni suatu proses untuk menberikan kesempatan kepada siswa mempraktekkan apa yang telah mereka pahami. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan pengalaman langsung kepada siswa sehingga hasil yang dicapai lebih bermakna. Oleh karena itu guru harus mempersiapkan rencana pembelajaran tersebut dengan baik melalui scenario yang sistematis. Misalnya untuk sains bias dilakukan praktek di laboratorium, untuk bahasa, membaca al-Qur’an, mengkafani mayat biasa dilakukan di kelas, jika tidak, sulit bagi guru untuk memberikan pengalaman-pengalaman manipulatif melalui berbagai praktikum di sekolah. Disamping itu pula guru harus mempersiapkan perencanaan pengajaran bukan hanya bahan ajar saja, tetapi pengalaman belajar siswa yang harus diberikan lewat peragaan-peragaan, bermain peran dan sejenisnya yang harus ditata berdasarkan alokasi waktu antara penjelasan, asignment (tugas-tugas), peragaan dan lain sebagainya.

5) Summary, dimaksudkan untuk memperkuat apa yang telah mereka pahami dalam proses pembelajaran. Hal ini sering tertinggal oleh guru karena mereka disibukkan dengan presentase, dan bahkan mungkin guru tidak pernah membuat summary (kesimpulan) dari apa yang telah mereka ajarkan.

Format PERSIAPAN PEMBELAJARAN

(Model Satuan Pelajaran)

I. Identitas Mata Pelajaran

1. Mata Pelajaran : …………………………

2. Materi Pokok : …………………………

3. Kelas/Semester : ………………….………

4. Pertemuan minggu ke : …………………………

5. Waktu : .…………………………..

II. Kemampuan Dasar/Tujuan Pembelajaran

1. Kompetensi Dasar:

…………………………………………………………………

2. Indikator:

…………………………………………………………………

…………………………………………………………………

…………………………………………………………………

III. Materi Pembelajaran

Uraian materi pokok

…………………………………………………………………

…………………………………………………………………

IV. Media/Alat Pembelajaran

Alat-alat :

……………………………………………………………..………

……………………………………………..………………………

V. Strategi Pembelajaran/Tahapan Pembelajaran

No.

Kegiatan Belajar

Waktu

(menit)

Aspek Life skill yang dikembangkan

1.

Pendahuluan

a. Prasyarat:

menanyakan tentang …

b. Motivasi:

Mengapa manusia

memerlukan ..

Contoh:

– Kesadaran diri

(kesadaran eksistensi

diri dan kesadaran

potensi diri)

2.

Kegiatan inti

– Kecakapan social

(kecakapan kerjasama)

– Kecakapan akademik

(melakukan percobaan)

– Dst

3.

Penutup

– Menyimpulkan

– Pemberian tugas pokok

bahasan berikutnya

– Kesadaran potensi diri

– Kecakapan akademik

VI. Penilaian dan Tindak Lanjut

§ Prosedur Penilaian:

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

§ Jenis Penilaian

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

§ Alat Penilaian (Cantumkan alat penilaian yang digunakan secara utuh, misalnya soal, tugas, atau lembar observasi)

VII. Sumber Bacaan

…………………………………….…………………..……………

………………………………………………………………………

Model SATUAN PELAJARAN

Pembelajaran atau proses belajar mengajar adalah proses yang diatur dengan langkah-langkah tertentu, agar pelaksanaanya mencapai hasil yang diharapkan. Langkah-langkah tersebut biasanya dituangkan dalam bentuk perencanaan mengajar. Proses penyusunan perencanaan pengajaran memerlukan pemikiran-pemikiran sistematis untuk memproyeksikan/memperkirakan mengenai apa yang akan dilakukan dalam waktu melaksanakan pengajaran.

Rencana mengajar atau persiapan mengajar atau lebih dikenal dengan satuan pelajaran adalah program kegiatan belajar mengajar dalam satuan terkecil (Sudjana, 2002: 137). Hal senada juga dikemukakan oleh Syaodih, (1988:218) bahwa guru mengembangkan perencanaan dalam bidangnya untuk jangka waktu satu tahun atau satu semester, satu minggu, atau beberapa jam saja. Untuk satu tahun dan semester disebut sebagai program unit, sedangkan untuk beberapa jam pelajaran disebut program satuan pelajaran, yang dalam implementasi kurikulum 2004 memiliki komponen kompetensi dasar, materi standar, prosedur pembelajaran/pengalaman belajar, metode dan evaluasi berbasis kelas, serta bahan/alat yang digunakan.

Secara sistematis rencana pembelajaran dalam bentuk satuan pelajaran adalah sebagai berikut:

a. Identitas mata pelajaran (nama pelajaran, kelas, semester, dan waktu atau banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan).

b. Kompetensi dasar dan indicator yang hendak dicapai atau dijadikan tujuan dapat dikutip/diambil dari kurikulum dan hasil belajar yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

c. Materi pokok (beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai kompetensi dasar).

d. Media (yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran).

e. Strategi pembelajaran/scenario/tahapan-tahapan proses belajar mengajar yaitu

kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan oleh guru dan siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai kompetensi.

Tahapan-tahapan kegiatan pembelajaran meliputi :

1) Kegiatan awal

Kegiatan pendahuluan dimaksudkan untuk memberikan motivasi kepada siswa, memusatkan perhatian, dan mengetahui apa yang telah dikuasai siswa berkaitan dengan bahan yang akan dipelajari.

Kegiatan pendahuluan ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara antara lain:

a) Melaksanakan apersepsi atau penilaian kemampuan awal

Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana kemampuan awal yang dimiliki siswa. Seorang guru perlu menghubungkan materi pelajaran yang telah dimiliki siswa dengan materi yang akan dipelajari siswa dan tidak mengesampingkan motivasi belajar terhadap siswa.

b) Menciptakan kondisi awal pembelajaran melalui upaya:

– Menciptakan semangat dan kesiapan belajar melalui bimbingan guru kepada siswa.

– Menciptakan suasana pembelajaran demokratis dalam belajar, melalui cara dan teknik yang digunakan guru dalam mendorong siswa untuk berkreatif dalam belajar dan mengembangkan keunggulan yang dimilikinya.

2) Kegiatan inti

Kegiatan inti adalah kegiatan utama untuk menanamkan, mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan berkaitan dengan bahan kajian yang bersangkutan. Kegiatan inti setidaknya mencakup: 1) penyampaian tujuan pembelajaran; 2) penyampaian materi/bahan ajar dengan menggunakan: pendekatan dan metode, sarana dan alat/media yang sesuai dll.; 3) pemberian bimbingan bagi pemahaman siswa; 4) melakukan pemeriksaan/pengecekan tentang pemahaman siswa.

Dalam langkah ini, siswa dikelompokkan menjadi tiga kelompok pembelajaran, yaitu:

§ Pembelajaran klasikal yang digunakan apabila materi pembelajaran lebih bersifat fakta, atau formatif terutama ditujukan untuk memberikan informasi atau sebagai pengantar dalam proses pembelajaran. Sehingga cenderung metode ceramah dan Tanya jawab akan banyak digunakan.

§ Pembelajaran kelompok digunakan apabila materi pembelajarannya lebihmengembangkan konsep/sub-pokok bahasan yang sekaligus mengembangkan aktivitas social, sikap, nilai, kerjasama, dan aktivitas dalam pemecahan masalah melalui kelompok belajar siswa. Kegiatan guru akan lebih banyak mengawasi dan memantau kelompok belajar, sehingga setiap siswa dalam kelompok turut berpartisipasi.

§ Kegiatan belajar individual, artinya setiap anak yang belajar di kelas mengerjakan atau melakukan kegiatan belajar masing-masing. Kegiatan belajar tersebut mungkin sama untuk setiap siswa, mungkin pula berbeda. Dalam pembelajaran individual ini setiap siswa dituntut untuk mengerjakan tugasnya sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Implikasi dari pembelajaran individual ini, guru harus banyak memberikan perhatian dan pelayanan secara individual, sebab setiap individu berbeda kemampuannya.

Kegiatan pembelajaran individual pun dapat digunakan apabila ingin membantu proses belajar mengajar yang mengarah pada optimalisasi kemampuan siswa secara individu untuk melaksanakan kegiatan pengayaan dan perbaikan hasil proses belajar mengajar.

3) Penutup

Kegiatan penutup ini adalah kegiatan yang memberikan penegasan atau kesimpulan dan penilaian terhadap penguasan bahan kajian yang diberikan pada kegiatan inti. Kesimpulan ini dibuat oleh guru dan atau bersama-sama dengan siswa. Kegiatan yang harus dilaksanakan dalam kegiatan akhir dan tindak lanjut ini adalah:

§ Melaksanakan penilaian akhir dan mengkaji hasil penilaian

§ Melaksanakan kegiatan tindak lanjut dengan alternative kegiatan di antaranya: memberikan tugas atau latihan-latihan, menugaskan mempelajari materi pelajaran tertentu, dan memberikan motivasi/bimbingan belajar.

§ Mengakhiri proses-proses pembelajaran dengan menjelaskan atau memberi tahu materi pokok yang akan dibahas pada pelajaran berikutnya.

f. Menentukan jenis penilaian dan tindak lanjut. Tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari tahapan pembelajaran yang telah dilaksanakan dan alternative tindakan yang akan dilakukan. Beragam jenis penilaian yang dapat digunakan misalnya tes tulis, kinerja, produk, proyek/penguasaan dan lain sebagainya tergantung dari aspek apa yang hendak diukur. Teknik penyampaiannya dapat diajukan kepada siswa baik secara lisan maupun tertulis.

g. Sumber bahan (yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai dicantumkan).